Banyak makanan berdaging babi di Jogja
Saya pernah jalan-jalan ke toko Progo di Jl. Mataram mau beli payung bersama kakakku setelah shalat isya. Setelah selesai belanja perut terasa lapar dan keroncongan (untungnya ga dangdutan), tanpa pikir panjang langsung aja mampir di warung pinggir jalan dekat toko progo yang ramai sekali pengunjungnya (lagi asyik makan). Kemudian saya memesan nasi goreng sama penjualnya, tapi untungnya penjualnya jujur dan bilang begini “maaf mas disini adanya ayam sama babi“. Agak kaget nih… tanpa pikir panjang lagi langsung kabur deh….
Untuk itu bagi umat muslim, hati-hati jika mau makan di sekitar progo yang masih dekat malioboro karena sajiannya yang haram di dalam ajaran agama Islam. Istilahnya sih dikenal dengan B1 (Anjing), B2 (Babi), Sengsu (Oseng-oseng Asu atau Tongseng Asu), Tongseng Jamu (asu, kirik, segawon, anjing, kalbun). Bukan hanya ditempat itu saja tentunya. Karena masih banyak lagi tempat di Jogja yang menyediakan makanan seperti ini, dan istilahnya bermacam-macam (lihat deh di Jl. Gejayan).
Jadi perhatikan apakah ada istilah seperti yang disebutkan diatas sebelum Anda makan di Jogja.
12 Maret 2007 pada 12:35 pm
apakah yang deket Melia Purosani itu?
Warung Bakmi Pak Teguh?
Saya hampir “celaka” di sana..
Coba baca postingan saya yang ini:
http://blog.matriphe.com/index.php/2007/01/18/balada-babi-kecap/
12 Maret 2007 pada 1:47 pm
Hati-hati juga sama Rumah Makan “Terang Mulya” itu babi juga…..di jalan MT. Haryono dan Jl. Paris (ParangTritis)*
*) soalnya dah pengalaman..hihihi
12 Maret 2007 pada 4:23 pm
emang belum pernah makan daging B2 ya? enak lho! bikin panas luar-dalam*. tapi ati-ati kalo berubah ujud… hehehehee
*nb = tapi heibatnya lagi… kalo keseringan insyaAlloh panasnya sampe sono noh… (berbisik= “naar”)
13 Maret 2007 pada 12:55 am
Gimana sih cara membedakan mana daging babi dan mana yang bukan?
13 Maret 2007 pada 2:38 pm
Keistimewaan Babi :
Keistimewaan Babi
ada 5 seri tulisan, mungkin ada manfaatnya untuk mengenali dan bergaul (memahami), jadi tahu memilihnya….
16 Maret 2007 pada 4:20 pm
Tuh karena ini yogyakarta kena musibah terus…
3 April 2007 pada 5:51 pm
waduh, ngeri juga jajan di Yogya ya.
Di jepang, restoran yg menjual makanan berbabi, jelas menulisnya dalam menu yg dipajang di depan resto. Produk makanan yg mengandung babi pun bisa dikonfirmasi langsung ke produsen melalui free dial layanan konsumen.
Apk ada upaya LPPOM MUI mengantisipasi ini ?
19 April 2007 pada 11:03 am
kalau dimedan namanya mungkin “saksang”, di jogja mang ada istilah itu, ciri-cirinya seperti rendang padang yang kering, mamak aku buat pake daging lembu, tapi saksang ini lebih lembut tanpa harus diolah, daging lembu lembut hanya karena olahanya yang pas
21 April 2007 pada 5:01 pm
tentang makanan kok pada repot. betul, bahwa harus cermat memilih makanan. namun, mengatakan bahwa suatu makanan tertentu tidak baik merupakan hal yang relatif.
untung, anda jalan2 di yogya. coba kalau jalan2 di india (di kawasan umat Hindu) lalu anda cari masakan dengan daging sapi. pasti mereka marah besar.
justru yang harus lebih diwaspadai adalah mengkomsumsi makanan (yang tergolong) halal tapi bisa membuat penyakitan. contohnya, bila kita mengkomsumsi terlalu banyak gula, nah, bisa diabetes. tapi justru banyak orang menikmatinya tanpa sadar. itu hanya satu macam. bagaimana dengan lemak jenuh, karbohidrat yang bikin hipertensi…
makan ya harus cermat. bukan hanya dari segi agamis, tapi juga klinis. syukur2 jadi vegetarian sehingga tak usah repot dengan macam2 daging. uang untuk beli daging, bisa buat sedekah kaum dhuafa…
1 Mei 2007 pada 10:48 pm
walah gitu aja kok repot kalo yang gak doyan ya ga usah makan ….
padahal goblok kalo ga doyannn…enak tenan jeh
4 Mei 2007 pada 1:06 pm
wah masa sih…
berita bagus nih buat para pendatang dari luar jogja…
tapi bagus ya masih ada pedagang yang jujur ma pelanggannya..
biasanya mereka slalu pengen untung, ampe ngahalalin segala cara… hehehe…
thanks infonya….
3 April 2008 pada 2:41 pm
saya pernah beli bumbu kaleng di Carefour jogja ma istri. pas sedang masak sebelum membuang kaleng iseng2 istri saya baca komposisi didalam bumbu tersebut, istri saya seketika itu pula kaget dan segera membuang semua masakannya, sebab di bagian komposisi tertulis “Lemak Babi”. sehari kemudian aku samperin Carefour lagi tuk cari bumbu serupa sebagai bukti utk pelaporan di management carefour tapi ternyata udah ga ada. saya menyayangkan pada Carefour kenapa bumbu kaleng tersebut dicampurkan dengan yang HALAL, kok ga ditaruh ditempat khusus yang tidak halal. tolong kepada seluruh sodara2 muslim yang ada di jogja, periksa komposisi sebelum kamu membeli makanan, sebab mungkin mereka yang tidak seiman dengan kita mengira bahwa hanya daging babi yang tidak boleh kita makan, padahal lemak babi juga haram. mari kita tegur semua penjual, warung dan ato supermarket yang secara sengaja tidak mempublikasikan dagangannya memakai daging B2(babi)/ B1(anjing).
kalo setuju email donk di :
dollahcerme@yahoo.com
6 Juni 2008 pada 8:34 am
enak tenan, seng penting ra ngajak ribut wae piss men
29 Juli 2008 pada 11:34 am
sengsu???????uenak banget dab.