Cerita dari Paris sampai pantai Depok
Jam 03:57 terdengar suara adzan dari masjid yang sangat jelas dan lantang dari tempat kos.
اللهُ اكبر اللهُ اكبر
اشهدان لااله الا الله
………
اللهُ اكبر اللهُ اكبر
لااله الاالله
Aktivitas yang tak pernah terlupakan adalah bangun, bersuci untuk menjalankan ibadah yang wajib dikerjakan oleh setiap muslim laki-laki di masjid(shalat berjama’ah) jika tidak ada halangan baginya.
Hari ini tanggal 25 desember 2006 merupakan acara yang tak pernah terpikir dan terencana dalam diriku – jalan-jalan ke pantai parangtritis atau lebih dikenal dengan paris. Ini merupakan kunjungan kedua kali ke parangtritis sejak 7 tahun berlalu, ketika masih SMU. Acara ini diadakan oleh anak-anak kos-kosan yang berada di karanggayam dekat rumah makan mbok galak.
Acara ini diikuti oleh 15 orang dengan 8 sepeda motor, yang berangkat dari kos sekitar jam 05:20. Mengambil waktu pagi karena jalanan masih belum terlalu ramai, dan tentunya masih banyak kegiatan yang harus dilakukan di siang harinya.
Ada sedikit pengalaman yang bisa diambil dari perjalanan ini, yaitu adanya sebuah kode atau tanda pengenal yang hanya di ketahui bagi orang parangtritis. Dengan kode menggunakan kode ini perjalanan dapat lancar alias gratis, tidak harus bayar uang masuk apalagi bagi yang plat kendaraannya AB (tentunya tahu kode-dong).
Uang masuknya sendiri tidak terlalu mahal, hanya Rp. 4000,- untuk satu kendaraan (2 orang). Sedangkan biaya masuk mobil 2 kalinya, biaya parkir Rp. 3000,- untuk sepeda motor untuk mobil… tidak tahu. Biaya lainnya adalah biaya ke kamar mandi setelah berenang di pantai, hanya RP. 2000,- plus ada sabun didalamnya.
Jarak antara paris (parangtritis) dari jogjakarta (dari tempat kos) sekitar 30 km dan ditempuh sekitar 52 menit dengan kendaraan motor.
Setelah sampai di paris acara pertama yang dimulai….
- Makan salak, maklum berangkatnya terlalu pagi belum makan apapun.
- Main sepakbola… tapi sayang bolanya pecah baru beberapa kali main. Kemudian beli bola lagi, tapi sayang harga lumayan mahal… RP. 5000,- (bola plastik).
- Berenang di tepi pantai dan menghadang ombak… dan ini acara intinya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika berenang.
- Gunakan pakaian yang layak pakai dan sopan… (warna apapun boleh).
- Jangan terlalu ke tengah karena ombaknya sangat tinggi dan dapat menarik perenang ke tengah laut secara tidak sadar.
- Cari posisi yang tepat untuk mendapatkan ombak yang paling tinggi, dan tentunya cari ombak yang dapat mengembalikan anda kepinggir pantai jika anda terseret ombak.
Kenangan yang masih terbawa setelah dari paris.
Tersengat ubur-ubur… merupakan resiko jika berenang di pantai. Makhluk biru berkulit tipis dan empuk ini sangat dahsyat sengatan tentakelnya. Kulit jadi memerah dan menjadi bengkak sekaligus menimbulkan rasa sakit yang agak lama.
Ending of Paris.
Sekitar jam 09:00 acara di paris selesai dan kemdian acara dilanjutkan ke pantai depok untuk membeli ikan dan melihat-lihat suasana pantainya. Jarak pantai depok dan paris tidak terlalu jauh, karena memang masih satu wilayah (tetangga sebelah), cuma beda letak geografisya. Disini pun masih dikenakan biaya masuk Rp. 4000,- untuk satu kendaraan, dan biaya parkir Rp. 2000,- untuk motor, kalau mobil Rp. 4000,- lebih murah daripada di paris.
Kondisi pantai depok bisa di bilang sangat memperihatinkan dan tidak layak untuk bersantai. Banyak sekali sampah dipinggir pantai, bisa dikatakan disini memang bukan untuk wisata pantai, tapi wisata makan-makan ikan. Kok bisa…
Di pantai depok bisa ditemukan banyak sekali jala ikan, kapal nelayan sekaligus penjual ikannnya. Mungkin karena itulah banyak sekali sampah yang bertebaran disana-sini.
Melanjutkan wisata kuliner, disini bagi yang senang makan ikan laut (cumi, udang, kepiting, tongkol, ikan hiu, cucut) bisa menawar ikan tangkapan pak nelayan, yang masih mentah atau yang sudah diolah menjadi rempeyek (makanan kering). Pilihan lainnya adalah bila tidak mau repot memasak ikan laut dirumah,bisa langsung minta pedagangnya untuk memasaknya. Mau yang goreng atau direbus (asam manis), tentunya ini ada biaya tambahan.. tidak terlalu mahal. Untuk 2 ikan (hiu dan tongkol – 2 kg – Rp. 28.000,-) hanya Rp. 4000,- goreng ataupun rebus, dan bisa dimakan dengan santai di pinggir pantai (sambil melihat indahnya ketinggian ombak pantai depok) — exclude nasi.
Selesai sudah wisatanya…
Sampai di rumah mandi kemudian shalat dhuhur berjama’ah di masjid
3 Januari 2007 pada 8:19 am
Asik juga ya makan ikan… Ada hiu dimasak juga tuh?
12 Januari 2007 pada 6:03 am
Aku bisa mbayangin makan udang (favorit saya nih) goreng dengan saos sambal pedas sambil menikmat indahny alam.. Pasti seru banget ya.. 🙂