“Jangan masuk kelas karena nilai, tapi masuklah kalian kedalam kelas karena ingin ilmunya”
“Nilai hanya sebuah pendukung, tapi ilmu dan pengalaman adalah kekuatannya”
Pernyataan ini saya anggap perlu karena beberapa hal:
- Mahasiswa adalah pelajar, dan pelajar tugasnya mencari ilmu (bukan pacaran, bukan ikut-ikutan (trend) atau mencari kesenangan. Ingat, kasihanilah dan sayangilah kedua orang tuamu, jangan jadi anak yang durhaka.
- Masih adanya dosen yang memberikan materi diluar materi yang seharusnya disampaikan. Contoh, dosen yang hanya cerita tentang kehidupannya (keluarganya, kebiasaanya, kehebatannya bahkan curhat), dan ada juga dosen yang cerita tentang hal-hal yang ghaib (bisa melihat hal ghaib) sehingga merusak akidah. Materi yang seharusnya diberikan baru akan disampaikan jika sudah mau mendekati ujian (2 atau 3 kali pertemuan sebelum ujian), itupun yang dibahas jawaban yang akan dikeluarkan.
- Supaya dosen makin meningkatkan keilmuannya, bukan hanya gelarnya saja yang meningkat (S2, S3, es teler) dengan gaji lebih tinggi tapi jarang memberikan materi (masuk telat, pulang cepat). Alasan “Mahasiswa kan bukan Anak kecil lagi, bersikap dewasa dong. Mahasiswa harus bisa belajar sendiri”
- Masih adanya dosen yang memberikan tugas-tugas kepada mahasiswa, tetapi dosen yang memberikan tugas tidak mengkoreksinya (kurang amanah). Ingat, jangan menerapkan kepada mahasiswa bahwa kuliah itu hanya untuk mencari nilai hingga harus membuat suatu motivasi kebohongan, “Tidak mengerjakan tugas, tidak mendapat nilai”, padahal tidak dikoreksi (nilai default B).
- Sebagai koreksi bagi saya pribadi dan pentingnya mencari pembimbing, pemberi ilmu yang jujur dan terpercaya.